Selasa, 03 Mei 2011

Tugas Perilaku Konsumen

Tugas MK. Perilaku Konsumen
Kelompok 6
-          Yuri Dalian                             (F14070091)
-          Fildzah Hanum Syazwina       (G14090033)
-          Fira Nurahmah Al Amin         (G14090036)
-          Nurhalimah                             (G14090040)
-          Chalida Diana Putri                (H24080127)
-          Harya Buntala .K.                   (H24080129)
-          Nasita Lira Hendartina           (H44090062)
-          Nur Aisyah                              (H44090064)
-          Nur Rizky Rahmatia               (H44090098)

1.      Apa itu karakteristik demografi ekonomi dan sosial konsumen?
·         Karakteristik demografi merupakan perbedaan kelompok berdasarkan cirri khas yang terdapat pada suatu demografi (karakteristik suatu penduduk). Misalnya karakteristik demografi ekonomi yang memiliki ciri khas dalam unsur ekonomi yang berkaitan dengan pendapatan dan pekerjaan.
·         Karakteristik demografi ekonomi dan sosial konsumen adalah perbedaan suatu demografi yang tidak hanya melibatkan variable ekonomi, tetapi juga variable interaksi dan variable politik.
2.      Kenapa penting mempelajari karakteristik demografi ekonomi dan sosial?
·         Karena suatu budaya terdiri atas beberapa kelompok kecil yang dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Sehingga untuk menggambarkan karakteristik suatu penduduk menggunakan demografi agar mempermudah dalam mengelompokkannya.
3.      Apa perbedaan demografi dan subbudaya?
·         Demografi adalah karakteristik suatu penduduk.
·         Subbudaya adalah didapat dari variable demografi.
·         Contoh :
Demografi
Subbudaya
Usia
Anak-anak, Remaja, Dewasa awal, Dewasa lanjut, dan Lansia.
Agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha.
Suku Bangsa
Sunda, Jawa, Batak, Betawi,dll.
4.      Kenapa kita perlu mengetahui detail demografi dan subbudaya? Mengapa penting?
·         Demografi             agar mengetahui sifat masyarakat yang tinggal di suatu daerah.
·         Subbudaya              agar mengetahui cirri khas suatu objek yang lebih kompleks. Lebih mendetail dan lebih menuju optionnya.
5.      Gambarkan perbedaan-perbedaan sikap, persepsi, perilaku yang diamati karena adanya subbudaya?
·         Sikap adalah ekspresi dari perasaan yang direfleksikan oleh seseorang terhadap sesuatu.
·         Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman organisasi.
·         Perilaku adalah proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam mengevaluasi dan memperoleh sesuatu.
Subbudaya bisa tumbuh dari adanya kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat.
6.      Mengapa data-data demografi dikumpulkan ke pemerintah dan mengapa tiga variabel usia, pendidikan dan pekerjaan, serta lokasi geografik penting dikumpulkan?
·         Data-data demografi yang dikumpulkan ke pemerintah di jadikan acuan oleh pemerintah untuk menentukan produk apa yang bisa dijual kepasaran, yang sesuai dengan tingkat konsumsi masing-masing konsumen (masyarakat).
·         Tiga variabel usia, pendidikan dan pekerjaan, serta letak geografik ini lah yang dapat menentukan perbedaan-perbedaan tingkat konsumsi seseorang.
* Orang yang usianya masih dalam kategori remaja akan minum susu yang khusus untuk remaja, dan yang usianya sudah lanjut akan meminum susu khusus lansia.
* Orang yang memiliki pendidikan tinggi biasanya memiliki perkerjaan yang penghasilannya tinggi juga. Nah pendapatan besar, konsumsi mereka juga biasanya besar.
* Konsumsi orang yang tinggal di kota pasti beda dengan konsumsi orang yang tinggal di desa.
7.      Mengapa setiap warga negara harus memiliki pendidikan yang baik?
·         Tingkat pendidikan suatu negara menunjukkan kualitas konsumen disuatu negara.
·         Tingkat pendidikan sangat penting untuk diketahui karena tingkat pendidikan menentukan jenis pekerjaan yang diperoleh, pendapatan, dan daya beli konsumen.
Apabila konsumen ingin bekerja sebagai dokter, pengacara, akuntan, dan lain-lain, maka harus menuntut ilmu di lembaga pendidikan normal terlebih dahulu. Contoh : pendidikan tinggi dapat menjadi dokter, pendidikan rendah menjadi buruh.
Dokter dan buruh memiliki pendapatan yang berbeda dan perbedaan itulah yang dapat mempengaruhi proses keputusan dalam menentukan pola konsumsi mereka.
8.      Bagaimana anda melihat anak sebagai konsumen? Mengapa anak menjadi konsumen yang potensial?
·         Konsumen anak-anak dengan usia berbeda akan membaca media yang berbeda. Pasar konsumen anak dibedakan dalam tiga kelas yaitu umur 4-6 tahun, umur 7-9 tahun, dan umur 10-12 tahun. Pada ysia 4-6 tahun, anak-anak cenderung membutuhkan gizi yang cukup, sehingga usia ini berpotensi bagi para produsen susu dan sereal. Selain itu anak-ank masih mudah terpengaruh dan penasaran dengan apa yang mereka lihat. Dan anak-anak merupakan sarana buat mempengaruhi orang tua mereka. Misalkan saja Mc. Donal’s yang mengeluarkan paket untuk anak-anak. Seorang anak tidak ingin pergi ke Mc. Donal’s sendiri, otomatis dia akan membawa keluarga mereka. Ketika sekeluarga dating ke Mc. Donal’s tiak mungkin hanya sang anak saja yang makan,pasti seluruhnya juga makan.
9.      Bagaimana anda melihat remaja sebagai konsumen? Mengapa remaja menjadi konsumen yang potensial?
·         Kelompok konsumen dibedakan berdasarkan usia. Pengklasifikasian ini menyebabkan masyarakat mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Berikut perbedaan selera dan kesukaan merek. Remaja dalam klasifikasinya dibagi menjadi 2 yaitu remaja awal (ABG 13-15 tahun) dan Remaja lanjut (16-18 tahun). Kelompok konsumen remaja ini cenderung banayak melakukan konsumsi pada produk-produk yang dianggap popular dengan kurang memperhatikan kegunaan produk. Konsumen jenis ini bersifat tidak stabil dan ingin mencoba hal baru. Produk baru yang memasuki pasar berpotensi besar meraih penjualan dari kelompok konsumen ini.
10.  Mengapa pendapatan, pengeluaran, dan kredit konsumen serta kartu kredit merupakan karakteristik ekonomi yang sangat penting?
·         Ketika pendapatan seseorang meningkat maka akan menggambarkan karakteristik ekonomi seseorang meningkat. Jika pendaapatan meningkat maka kegiatan konsumsi seorang konsumen juga akan meningkat atau dengan kata lain pendapatan yang tinggi juga akan menggambarkan pengeluaran yang tinggi. Jika seorang konsumen memutuskan untuk melakukan kredit dan memiliki kartu kredit, biasanya konsumen memiliki kemampuan untuk membayar bunga dan pengeluaran yang ia lakukan. Disini kredit dan kartu kredit berfungsi sebagai alat pembayaran. Dan mencerminkan seseorang tersebut termasuk ke dalam golongan ekonomi yang tinggi.
11.  Apa yang dimaksud dengan kelas sosial? Mengapa kelas sosial penting dari segi ekonomi dan bisnis?
·         Kelas sosial adalah bentuk lain dari pengelompokkan masyarakat ke dalam kelas atau kelompok yang berbeda, bisa juga pembagian masyarakat ke dalam kelas yang berbeda atau strata yang berbeda.
·         Karena kelas sosial mempengaruhi apa yang dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen. Sehingga sangat penting dari segi ekonomi dan bisnis. Denga adanya kelas sosial tersebut akan mempermudah produsen untuk menentukan segmentasi produk yang akan diproduksi.
12.  Indikator apa yang mudah untuk melihat/membedakan seseorang itu masuk ke dalam kelas sosial mana?
·         Indikator yang digunakan untuk melihat kelas sosial itu seperti pekerjaan, pendidikan, pendapatan dan kepemilikan harta benda, variabel interaksi dan variabel politik. Namun indikator yang paling mudah untuk melihat kelas sosial adalah pekerjaan. Ketika seseoarng memiliki pekerjaan yang baik/tinggi akan mempengaruhi pendapatan dan ketika pendapatan meningkat, konsumsi pun secara otomatis akan meningkat, itu yang menyebabkan kepemilikan harta benda pun semakin banyak bila dibandingkan konsumen yang pekerjaannya rendah. Seseorang dengan pekerjaan dokter, pengacara, akuntan digolongkan ke dalam kelas sosial tinggi.
13.  Bagaimana pandangan anda terhadap kelas sosial mahasiswa IPB?
·         Menurut kami, kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki persamaan sosial. Kelas sosial ini merupakan suatu kelas sosial permanen yang memiliki status pendidikan berbeda.
14.  Bagaiman pola konsumsi, persepsi, dan sikap mahasiswa IPB yang termasuk ke dalam kelas sosial atas?
·         Pola konsumsi :
-          Semakin ia kaya, semakin jarang makan nasi,  karena terdoktrin oleh kehidupan luar yang lebih dipandang dari segi kehidupan. Misalnya cara mereka berteman, bergaya, dan sebagainya.
-          Memakai pakaian branded. Agar terlihat mencolok supaya bisa dipamerkan.
·         Sikap mahasiswa
-          Cenderung memamerkan
-          Cenderung bersikap bebas
-          Bersikap kekanak-kanakan
-          Tidak mau kalah/ selalu mau menang

Selasa, 26 April 2011

Perilaku Konsumen (Consumer Behavior , Chapter 8, Culture)


BAB 8 BUDAYA (CHAPTER 8, CULTURE)

Summarized by Nasita Lira Hendartina (MAJORING IN RESOURCE AND ENVIRONMENTAL ECONOMICS, COLLEGE OF ECONOMICS MANAGEMENT –BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY, BOGOR-INDONESIA)

Based on: Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku konsumen: Teori dan Penerapannya dalam pemasaran (Consumer behavior : Theory and Application in Marketing).


Arti Budaya   
Orang-orang disekeliling  konsumen disebut sebagai lingkungan sosial konsumen. Salah satu unsur lingkungan sosial adalah budaya. Budaya adalah segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap, kepercayaan, dan kebiasaan seseorang, dan masyarakat. Objek material dari budaya disebut sebagai artifak budaya atau manifestasi material dari sebuah budaya.
                Suatu nilai bisa dianggap sebagai makna budaya jika semua orang dalam sebuah masyarakat memiliki pemahaman yang sama terhadap nilai-nilai tersebut. Menurut Peter dan Olson (1999), suatu arti atau makna adalah budaya jika sebagian besar dari orang yang berada di dalam sebuah kelompok sosial memiliki pemahaman mendasar yang sama terhadap makna tersebut.
Sikap dan Perilaku yang Dipengaruhi Oleh Budaya
                Engel, Blackwell dan Miniard (1995) menyebutkan 10 sikap dan perilaku yang sangat dipengaruhi oleh budaya, yaitu :
1.       Kesadaran diri dan ruang
2.       Komunikasi dan Bahasa
3.       Pakaian dan penampilan
4.       Makanan dan kebiasaan makan
5.       Waktu dan akan kesadaran waktu
6.       Hubungan keluarga, organisasi, dan lembaga pemerintah
7.       Nilai dan norma
8.       Kepercayaan dan sikap
9.       Proses mental dan belajar
10.   Kebiasaan kerja.
Unsur-Unsur Budaya
Nilai (Value)
                Nilai adalah kepercayaan atau segala sesuatu yang dianggap penting oleh seseorang atau suatu masyarakat. Nilai bisa berarti sebuah kepercayaan tentang suatu hal, namun nilai bukan hanya sebuah kepercayaan. Nilai akan mempengaruhi sikap seseorang, dan sikap akan mempengaruhi perilaku seseorang. Contoh nilai adalah laki-laki sebagai kepala rumah tangga, hamil dilear nikah adalah aib, dan lainnya.
Norma                                                                                                                                                                 
                Norma lebih spesifik dari nilai. Norma adalah aturan masyarakat tentang sikap baik dan buruk, tindakan yang boleh dan tidak boleh. Norma terbagi dua macam yaitu, :
a.      Enacted Norms  adalah norma yang disepakati berdasarkan aturan pemerintah dan ketata negaraan, biasanya berbentuk perarturan, dan undang-undang. Pelanggaran norma ini berupa sangsi .
b.      Cressive Norms  adalah norma yang ada dalam budaya dan bisa dipahami dan dihayati jika orang tersebut berinteraksi dengan orang-orang dari budaya yang sama. Norma ini terdiri dari tiga jenis yaitu, :
a.       Kebiasaan
Kebiasaan adalah berbagai bentuk perilaku dan tindakan yang diterima secara budaya. Kebiasaan diturunkan secara generasi ke generasi. Contohnya kebiasaan saling kirim surat dengan isi ucapan maaf ketika Idul fitri. Ketika sudah ada teknoogi telepon seluler kebiasaan tersebut masih ada dengan kirim sms.
b.        Larangan
Larangan adalah bentuk kebiasaan yang mengandung aspek moral, biasanya berbentuk tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang  dalam suatu masyarakat. Pelanggaran larangan berupa sangsi sosial. Larangan bisa bersumber dari budaya dan nilai-nilai agama. Contohnya dilarang foto bertiga karena salah satunya akan celaka.
c.       Konvensi
Konvensi menggambarkan norma dalam kehidupan sehari-hari.  Konvensi menggambarkan kebiasaan bagaimana seseorang harus bertindak sehari-hari, dan bisa terkait dengan perilaku konsumen, yaitu perilaku rutin konsumen. Contohnya suami menyebut istrinya dengan sebutan mama dan lainnya.
Mitos
                Mitos menggambarkan sebuah cerita atau kepercayaan yang mengandung nilai dan idealisme bagi suatu masyarakat Mitos sulit dibuktikan kebebnarannya. Contohnya mitos terhadap teh sariwangi seperti susu akan mengganggu kerja antioksidan dan masyarakat Jawa terhadap cerita kehebatan metafisik wali songo.
Simbol
                Simbol adalah segala sesuatu (benda, nama, warna, konsep) yang memiliki arti penting (makna budaya yang diinginkan). Contohnya bendera kuning yang dipasang menggambarkan bahwa seseorang warga telah meninggal.
Pengaruh Budaya terhadap Perilaku konsumen
                Produk dapat membawa pesan budaya. Makna budaya adalah nilai-nlai, norma-norma, dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Makna budaya tersebut akan dipindahkan ke produk dan jasa, lalu dari produk akan disampaikan ke konsumen. Makna budaya akan melekat pada produk dan pindah ke konsumen melalui pemilikan, pemakaian, dan pembuangan. Menurut Mowen dan Minor (1998), ritual adalah tindakan simbolik yang dilakukan konsumen  untuk menciptakan, menguatkan, menghilangkan, atau merevisi makna budaya tertentu. Schiffman dan Kanuk (2000) mengemukakan ritual adalah sejenis kegiatan simbolik yang terdiri atas sejumlah tahapan (banyak perilaku) yang muncul dengan teratur dan berulang kali.
Budaya Populer
Budaya Populer adalah kesamaan yang dimiliki oleh masyarakat modern yang hidup hamper di semua negara. Mowen dan Minor (1998) mengartikan budaya popular sebagai budaya masyarakat banyak. Budaya populer bisa mempengaruhi periaku konsumen. Beberapa jenis budaya popular, yaitu :
1.       Iklan
Iklan dalam berbagai bentuk media cetak. Iklan lewat media ruang pun disajikan kepada konsumen. Konsumen bukan hanya dapat melihat iklan nasional tetapi iklan mancanegara yang dapat dilihat di tanah air. Iklan telah menjadi budaya internasional.
2.       Televisi
Televisi adalah medium iklan yang banyak digunakan para produsen, karena jangkauannya luas dan kemampuat audio dan visualnya dalam menyampaikan iklan. Televisi menjadi medium pencipta budaya populer. Televisi juga menciptakan budaya hiburan.
3.       Musik
Musik sangat penting keberadaan bagi masyarakat modern. dengan kemajuan teknologi music mampu dinikmati dari berbagai negara. Musik menjadi budaya popular sangat penting. Musik terkait dengan televise dan iklan.
4.       Radio
Peran radio sangat penting bagi masyarakat modern di Indonesia terutama konsumen yang tinggal di kota besar. Ada fungsi radio yang tidak bisa digantikan oleh televisi, sehingga radio masih digemari oleh konsumen. Konsumen dapat mendengarkan radio ketika berkerja, mengemudi dan kegiatan lainnya.
5.       Pakaian dan asecoris
Pakaian menggambarkan budaya suatu bangsa. Pakaian yang dikenakan diseluruh dunia hampi sama. Pakaian menjadi budaya populer yang gobal. Konsumen juga memerlukan asecoris seperti dasi, penjepit, dan lainnya dimana para perancang mendesainnya. Konsumen memakai pakaian sesuai dengan tujuan mereka.
6.       Permainan (Games)
Pada tahun 1980-an telah dikenal nitendo dan sega sebagai alat permain. Kemudian pada tahun 2000 keberadaan nitendo dan sega telah digeser oleh PS.  Permainan game disebarkan melalui majalah game. Permainan dapat mempengaruhi anak-anak seperti menjadi seseorang yang individualistis.
7.       Film
Film  merupakan hiburan massal bagi konsumen masyarakat di Indonesia. Anak-anak merupakan target yang potensial untuk  untuk semua jenis produk. Anak-anak menyukai film kartun dari Amerika dan jepang dan film tentang kepahlawananan.
8.        Komputer
Komputer, internet, dan telepon genggam merupakan budaya modern suatu bangsa dan merupakan cirri budaya popular masyarakat Indonesia. Kehadiran tiga teknologi tersebut membawa perubahan kepada perilaku konsumen.
Budaya dan Strategi Pemasaran
                Pemahamahaman tentang budaya suatu masyarakat dan bangsa memberikan inspirasi mengenai produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Selam berabad-abad bangsa Indonesia telah memiliki budaya yaitu menggunakan tumbuhan lokal untuk mengobati berbagai jenis penyakit, kebugaran tubuh, dan kecantikan. Beberapa orang yang memiiki insting bisnis mengenai pengetahuan budaya akan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjadikannya suatu wirausaha.     

Minggu, 27 Maret 2011

Perilaku Konsumen (Consumer Behavior, Chapter VII Attitudes and Consumer)


BAB VII SIKAP DAN KONSUMEN (Chapter VII, Attitudes and Consumer)

Summarized by Nasita Lira Hendartina (MAJORING IN RESOURCE AND ENVIRONMENTAL ECONOMICS, COLLEGE OF ECONOMICS MANAGEMENT – BOGOR AGRICULTURAL UNIVERSITY, BOGOR-INDONESIA)

Based on : Ujang Sumarwan. 2003. Perilaku konsumen: Teori dan Penerapannya dalam pemasaran (Consumer behavior : Theory and Application in Marketing).

Kepercayaan-sikap dan perilaku
                Sikap konsumen dalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan dan perilaku. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek, atributnya, dan manfaatnya (Mowen dan Minor, 1998).

Definisi Sikap
                Pada umumnya definisi sikap memiliki kesamaan bahwa sikap diartikan sebagai evaluasi dari seseorang. Engel Blackwell dan Miniard (1993) mengemukakan bahwa sikap menunjukan apa yang konsumen sukai dan yang tidak disukai.
                Definisi sikap, menggambarkan pandangan kognitif dari psikolog sosial yang terdiri dari  1) kognitif (pengetahuan), 2) Afektif (emosi dan perasaan), 3) konatif (tindakan).  Dapat disimpulkan bahwa sikap adalah ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat dari objek tersebut.

Karakteristik sikap
1.     Sikap memiliki objek
Dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, yang bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti, produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya.
2.     Konsistensi sikap
Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan yang direflesikan perilakunya.  Oleh karena itu, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku.
3.     Sikap positif, negatif dan netral
Seseorang mungkin menyukai suatu makanan, atau tidak menyukai suatu makanan atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap.
4.     Intensitas sikap
Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya. Intensitas sikap disebut karakteristik extremity dari sikap.
5.     Resistensi sikap (Resistance)
Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah. Sikap seorang konsumen dalam memeluk agamanya mungkin memiliki resistensi yang tinggi untuk berubah.
6.     Persistensi sikap
Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.
7.     Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya.
8.     Sikap dan situasi
Sikap seseorang terhadap suatu objek seringkali muncul dalam konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.

FUNGSI SIKAP DAN STRATEGI MENGUBAH SIKAP KONSUMEN
                                Pemasar yang menggunakan pendekatan fungsi sikap dalam mengubah sikap konsumen disebut sebagai pendekatan “mengubah fungsi motivasi dasar konsumen”. Schiffman dan Kanuk (2000)  empat fungsi sikap, yaitu :
a.       Fungsi Utilitarian
Seseorang menyatakan sikapnya terhadap suatu objek atau produk karena ingin memperoleh manfaat dari produk tersebut atau menghindari risiko dari produk. Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positif atau menghindari risiko, karena itu sikap berperan operant conditioning. Manfaat produk dari konsumenlah yang menyebabkan seseorang menyukai produk tersebut.
b.      Fungsi mempertahankan ego
Sikap berfungsi untuk melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dari dalam dirinya sendiri atau dari faktor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen. Sikap akan menimbulkan percaya diri yang kuat, meningkatkan citra diri, dan mengatasi ancaman dari luar.
c.       Fungsi ekspresi nilai
Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai-nilai, gaya hidup,  dan identitas sosial dari seseorang. Sikap akan menggambarkan minat, hobi, kegiatan, dan opini dari seorang konsumen.
d.      Fungsi pengetahuan
Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Ia selalu ingin tahu banyak hal, merupakan kebutuhan konsumen. Seringkali konsumen perlu tahu produk terlebih dahulu sebelum ia menyukai kemudian membeli produk tersebut. Karena itu sikap positif terhadap suatu produk mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk.

KOMBINASI BEBERAPA FUNGSI
                Strategi mengubah sikap seringkali dilakukan dengan cara memaparkan beberapa fungsi sikap untuk menarik perhatian konsumen, sehingga mereka terdorong untuk mengubah sikapnya.

MENGASOSIASIKAN SUATU PRODUK DENGAN SEBUAH KELOMPOK ATAU PERISTIWA
                Berbagai kelompok atatu peristiwa nasional dan internasional seringkali menumbuhkan sikap positif konsumen terhadap kelompok atau peristiwa tersebut. Peristiwa penting ini sering dimanfaatkan produsen untuk membangun sikap positif terhadap produknya. Produsen ingin membangun asosiasi sikap antara produknya dengan peristiwa penting yang ada, dengan cara menghubungkan  antara peristiwa penting tersebut dengan produknya.

MEMECAHKAN KONFLIK DUA SIKAP YANG BERLAWANAN
                Konsumen seringkali meiliki sikap yang berlawanan terhadap suatu produk. Misalnya konsumen yang merasa terganggu dengan nyamuk, akan membutuhkan insektisida pembasmi nyamuk tersebut, artinya konsumen akan memiliki sikap positif terhadap insektisida nyamuk. Sebaliknya, konsumen mungkin akan memiliki sikap negatif terhadap insektisida tersebut, karena khawatir terhadap kesehatan konsumen.

MENGUBAH EVALUASI RELATIF TERHADAP ATRIBUT
                Suatu produk seringkali dikenal oleh konsumen karena popularitas atributnya yang memiliki fungsi yang spesifik atatu dikenal karena situasi pemakaiannya yang khas.

MENGUBAH KEPERCAYAAN MEREK
                Para produsen berkewajiban untuk selalu mengingkatkan konsumen bahwa produknya adalah produk yang lebih baik atau terbaik, sehingga konsumen memilki sikap positif yang permanen dan konsistensi terhadap produk tersebut. Salah satu cara untuk mengingatkan konsumen tersebut adalah dengan mengubah persepsi  atau sikap konsumen terhadap merek produknya.

MENAMBAHKAN SEBUAH ATRIBUT PADA PRODUK
                  Strategi mengubah sikap konsumen bisa dilakukan dengan cara memberikan atribut baru kepada produk. Atribut baru yang ada pada sebuah produk akan memberikan citra positif kepada konsumen bahwa produknya selalu inovatif. Atribut yang baru juga memberikan manfaat utilitarian yang baru atau manfaat psikologis yang baru bagi konsumen.

MENGUBAH PENILAIAN MEREK SECARA MENYELURUH
                Salah satu cara mengubah sikap konsumen terhadap produk atau  merek adalah dengan membangun sikap positif secara keseluruhan terhadap suatu merek, yang dimaksudkan dengan keseluruhan adalah produsen tidak secara khusus menyebutkan perubahan suatu atribut.

MENGUBAH KEPERCAYAAN TERHADAP MEREK PESAING
                 Strategi lain untuk mengubah sikap adalah dengan cara megubah sikap kepercayaan konsumen terhadap merek pesaing. Produsen sering menggunakan metode iklan perbandingan untuk menyatakan bahwa mereknya lebih baik dari produk pesaing.

MODEL SIKAP
                Model Tiga Komponen
    Disiplin perilaku konsumen telah memberikan kerangka pemikiran bagaimana memahami proses pengambilan keputusan konsumen. Peter dan Olson (1999) mengemukakan model analisis konsumen yang disebutnya sebagai tiga unsur analisis, yaitu consumer affect dan cognition, behavior, dan consumer environtment.
Peter dan Olson (1999) mengemukakan bahwa afektif dan kognitif dari konsumen adalah respon mental konsumen terhadap lingkungan. Afektif adalah perasaan konsumen terhadap suatu objek. Kognitif adalah pikiran konsumen, yaitu kepercayaan mereka tentang suatu produk makanan.
Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk, 1994; Engel Blackwell dan Miniard, 1993), sikap terdiri atas tiga komponen kognitif, afektif dan konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek –sikap dan informasi dari berbagai  sumber.
               
                Komponen Kognitif
Komponen kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi terhadap suatu objek sikap.
               
                Komponen afektif
Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu produk atau merek.

Komponen konatif
komponen konatif adalah  komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan dengan  objek sikap. Komponen konatif didalam riset konsumen biasanya mengungkapkan keinginan membeli dari seorang konsumen.

MODEL SIKAP ATRIBUT
                Para pemasar berkepentingan untuk mengetahui sikap konsumen terhadap produk yang dipasarkannya, dan kemudian merumuskan strategi untuk mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu produk.
                Pengukuran sikap yang paling popular digunakan oleh para peneliti adalah model multi atribut sikap dari Fisbein, yang terdiri atas tiga model yaitu, the attitude-toward-object model, the attitude-toward-behavior-model, dan the theory-of-reasoned-action model. Model sikap multi atribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi.
                Model “the attitude-toward-object model” digunakan untuk mengukur sikap konsumen terhadap sebuah produk atau berbagai merek produk. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oeh dua hal yaitu, 1) kepercayaan terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi), dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei).
Ao = i

Ao = Sikap terhadap suatu objek
Bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek tersebut memiliki atribut I
Ei = Evaluasi terhadap atribut I
N = Jumlah atribut yang dimiliki objek.

Atribut (Salient Belief)
                Atribut adalah karakteristik dari objek (Ao). Salient Belief adalah kepercayaan konsumen bahwa produk memiliki berbagai atribut, sering disebut sebagai attribute-object-belief. Para peneliti sikap harus mengidentifikasikan berbagai atribut yang akan mempertimbangkan konsumen ketika mengevaluasi suatu objek sikap (Ao, suatu produk).

Kepercayaan (Salient)
                Kepercayaan adalah kekuatan kepercayaan bahwa suatu produk memiliki atribut tertentu. Konsumen akan mengungkapkan kepercayaan terhadap berbagai atribut yang dimiliki suatu merek dan produk yang dievaluasinya, langkah ini digambarkan oleh bi yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek.

Evaluasi atribut
                Evaluasi adalah evaluasi baik atau buruknya suatu atribut, yaitu menggambarkan pentingnya suatu atribut bagi konsumen. Konsumen akan mengindentifikasikan atribut-atribut yang dimiliki oleh objek yang akan dievaluasi.

Model sikap angka ideal
                Engel Blackwell dan Miniard (1995) mengemukakan bahwa model angka ideal ini akan memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasakan konsumen. Perbedaan utama model Fisbein dan Ideal adalah terletak pada pengukuran sikap ideal menurut konsumen. Fisbein tidak mengukur sikap ideal menurut konsumen.
Model angka ideal digambarkan sebagai berikut

Ab = ∑ Wi/Ii – Xi/
Ab = Sikap terhadap suatu merek
Wi = Tingkat kepentingan atribut ke I
Ii = Performansi ideal atribut ke I
Xi = Kepercayaan terhadap atribut ke I dari suatu merek
N = Jumlah atribut yang dievaluasi oleh konsumen

                Pada psinsipnya, model angka ideal ini memberikan informasi mengenai evaluasi konsumen terhadap apa yang dirasakan (yang sesungguhnya) oleh konsumen dan apa yang diinginkan (ideal) oleh konsumen. Model ini mengukur gap(rangsangan) antara apa yang ideal dengan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh konsumen.